KESENJANGAN SOSIAL
KESENJANGAN SOSIAL
UNIVERSITAS GUNADARMA
ILMU SOSIAL DASAR
“KESENJANGAN SOSIAL”
ILMU SOSIAL DASAR
“KESENJANGAN SOSIAL”
“KESENJANGAN
SOSIAL”
Menganalisis
dan Memberi Pendapat Pada Film Dokumenter
Kelas :
1KA20
Nama Kelompok :
1.
Devi Herawati 11115754
2.
Angga Ramadian 10115772
3.
Muhamad Ikhsan F 14115383
4.
Raka Aditya Manggala 15115598
5.
Renita Putri Januarita 15115763
6.
Tiara Azalia Putri 16115884
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini guna memenuhi nilai tugas kelompok isd. Dan juga kami berterima
kasih pada ibu Meti Nurhayati selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
Pendahuluan…...………………………………………… 5-8
Pembahasan…………………………………………….. 9-10
Pendapat/tanggapan……………………………………
11-13
Kesimpulan…………………………………………….... 14
Daftar Pustaka…………………………………………... 15
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan sosial
adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga
menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu
keadaan dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa
dari pada orang miskin.
Kesenjangan sosial dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya
kesenjangan sosial di masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan
adalah suatu suratan takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak
kreatif, dan tidak punya etos kerja. Inti kemiskinan terletak pada kondisi yang
disebut perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari :
a) Kemiskinan itu sendiri
b) Kelemahan fisik
c) Keterasingan atau kadar isolasi
d) Kerentaan
e) Ketidakberdayaan
Beberapa ciri kebudayaan
kemiskinan adalah :
a. Fatalisme
b. Rendahnya tingkat aspirasi
c. Rendahnya kemauan mengejar sasaran
d. Kurang melihat kemajuan pribadi
e. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan
f. Perasaan untuk selalu gagal
g. Perasaan menilai diri sendiri negative
h. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar
i. Tingkat kompromis yang menyedihkan.
Menurut Damanhuri dalam buku Demokrasi dan Kemiskinan
(2008;20), definisi tentang kemiskinan memang sangat beragam. Kemiskinan
sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan
meningkatkan kualitas hidupnya. Beberapa pengertian lainnya memasukkan unsur
sosial dan moral sebagai variabelnya. Secara structural, kemiskinan dapat
dimaknai sebagai kondisi yang tercipta akibat ketimpangan kepemilikan modal dan
alat produksi. Kemiskinan di sini diartikan sebagai ketidakberdayaan sekelompok
masyarakat atas syistem pemerintahan yang tereksploitasi.
Hal ini menggambarkan bahwa kemiskinan adalah sebagai
suatu kondisi dari pola hidup, budaya dan pola-pola interaksinya bukanlah
sesuatu yang terberi, namun tercipta karena adanya peran struktur yang
menindas. Seseorang menjadi miskin bukan karena malas, bodoh dan atau tidak
punya etos kerja yang tinggi, tetapi lebih karena terdapat struktur sosial yang
timpang. Perspektif ini lebih dikenal sebagai kemiskinan struktural.
Golongan kaum miskin struktural ini
terdiri dari :
a. Para petani yang tidak
memiliki tanah sendiri
b.Petani yang tanah
miliknya begitu kecil sehingga hasilnya
tidak cukup untuk memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluarganya
c. Kaum buruh yang tidak
terpelajar dan tidak terlatih (unskilled labourerds)
d. Para pengusaha tanpa
modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah (golongan ekonomi lemah).
Pemerintah yang masih berkata bahwa kemiskinan adalah
fenomena sosial sebenarnya berupaya berkelit dari tugasnya sebagai pihak yang
paling bertanggung jawab terhadap masalah kemiskinan. Pernyataan yang selalu
diulang adalah bahwa kemiskinan terlalu kompleks untuk diselesaikan dalam waktu
singkat dan bahwa kemiskinan adalah masalah bersama. Sehingga rakyat lupa bahwa
kemiskinan bukan fenomena structural.
Menurut Breman (1985;166) menggambarkan bahwa bagi yang
miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”, sedangkan: “jalan menuju ke
bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain, gejala kesenjangan sosial dan
kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya himpitan structural. Tatanan
ekonomi dan model pembangunan yang selalu berubah tetap menempatkan rakyat
sebagai korban. Sebagian besar kaum miskin adalah orang yang senantiasa bekerja
keras, mempunyai aspirasi tentang kehidupan yang baik dan mempunyai motivasi
untuk memperbaiki kehidupan mereka. Mereka mampu menciptakan pemenuhan tutuntan
kehidupan mereka.
Setiap saat orang miskin berusaha memperbaiki
kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal
putus asa. Kemiskinan kronis menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun
untuk mengikuti kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi
tatanan politik dan ekonomi dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.
2. Lapangan Pekerjaan
Kurangnya lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi
faktor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia
menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan dan merupakan
pekerjaan bagi pemerintah saat ini serta menyebabkan perekonomian masyarakat
bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah
laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan
kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan
pekerjaan masih berlebih.
Faktor-faktor penyebab pengangguran
di Indonesia :
a. Kurangnya sumber daya
manusia pencipta lapangan kerja
b. Kelebihan
penduduk/pencari kerja
c. Kurangnya jalinan
komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha
d. Kurangnya pendidikan
untuk pewirausaha Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan,
khususnya di lingkungan perkotaan. Memang benar jika dikatakan bahwa yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini jelas-jelas mencederai
rasa keadilan serta bertolak belakang dengan kebersamaan dan kesetaraan sosial.
Selain itu, kesenjangan sosial tidak sesuai dengan
pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Dalam kenyataan di sekitar kita, kesenjangan sosial membawa dampak
negatif kepada masyarakat.
Akibat dari semakin meningkatnya
kesenjangan sosial adalah :
a. Melemahnya wirausaha
Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur
keinginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk
mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hal ini dikarenakan seorang wirausaha selalu
di anggap remeh.
b. Terjadi kriminalitas
Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
uang, seperti mencopet, mencuri, judi, dll.
Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah-kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia :
a. Mengutamakan pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu syarat utama untuk bisa menjadikan negara ini
lebih maju dalam segala hal. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka kecil kemungkinan
terjadinya kesenjangan sosial. Oleh karenanya pemerintah wajib mengutamakan
pendidikan dalam segala hal sehingga setiap warga negara mempunyai kesempatan
yang sama dalam memperoleh pendidikan. Hal tersebut dapat dilakukan seperti : pemberian
beasiswa,menambah anggaran pendidikan pada APBN.
b. Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis
Kemiskinan
Pemerintah
dapat mengupayakan hal tersebut dengan berbagai cara berikut antara lain :
mengadakan proyek padat karya,mendirikan lebih banyak ukm-ukm, memberlakukan
inpres desa tertinggal.
c. Meminimalis KKN dan memberantas korupsi Dalam Upaya Meningkatan
Kesejahteraan Masyarakat
Pemerintah telah
membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia
telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai
masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank
century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu.
Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang
terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
d. Meningkatkan system keadilan di Indonesia
serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum.
Sistem keadilan di Indonesia memang bisa dibilang
tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini dapat kita lihat dengan kontrasnya
kehidupan antara “Si Kaya dan “Si Miskin”. Sebagai contoh kehidupan para koruptor
di balik jeruji besi ketika mereka telah terbukti menjadi tersangka. Para
koruptor dapat dengan mudah keluar masuk penjara untuk berlibur ke luar negeri
hanya untuk berfoya-foya. Berbeda dengan kehidupan si miskin yang berprofesi
sebagai pengamen misalnya. Mereka bekerja dengan dari pagi hingga larut malam
dan bermodalkan suara hanya dibayar tak kurang dari 200 ribu perharinya. Apabila
sistem keadilan sudah terlaksana dengan benar, maka kecil kemungkinan terjadi
kontras antara si kaya dan miskin. Dan jika kontrasnya itu perlahan hilang, maka
kesenjangan sosial pun tidak akan terjadi lagi.
II. PEMBAHASAN
2.1 Mengenai isi Film
“Kami memilih mengangkat
masalah ini karna, kejadian sosial ini sudah berlangsung sangat lama di
indonesia bahkan beberapa negara lain di dunia juga merupakan kejadian
umum disekitar kita”
Point 1
Menurut saya, kesenjangan sosial bukanlah hal yang
mudah dan cepat untuk ditangani oleh pemerintah. Karena kesenjangan sosial
tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Saat ini, rata-rata kesenjangan
sosial terjadi karena kurangnya pendidikan di kalangan masyarakat kalangan
bawah yang menyebabkan mereka tidak mampu bekerja di tempat yang mampu
memberikan upah yang cukup, sehingga pada akhirnya mereka memilih untuk menjadi
pengemis.
Ketidakrataan pada pemberian sekolah gratis di
daerah-daerah masyarakat kalangan bawah merupakan salah satu penyebab banyaknya
masyarakat Indonesia yang kurang dalam hal pendidikan.
Namun dengan menjadi pengemis bukanlah solusi atau
cara yang tepat dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari. Selagi diri mampu untuk
melakukan pekerjaan tanpa harus meminta-minta belas kasihan kepada orang lain
harusnya hal itu dilakukan. Dengan mengambil barang-barang bekas di jalanan
ataupun tempat lain lalu menjual itupun sudah termasuk pekerjaan mulia selagi
tidak mencuri.
Apabila diri memang sudah lansia dan tidak memiliki
tenaga untuk bekerja dan tidak memiliki sanak saudara lagi maka lebih baik
menurut saya dimasukkan ke tempat panti pengasuhan khusus lansia.
Disamping relawan baik hati yang mau memberikan
rezekinya untuk para lansia di tempat pengasuhan, pemerintah pun seharusnya
menyediakan tempat-tempat pengasuhan bagi para lansia yang sudah tidak memiliki
sanak saudara dan tempat tinggal yang layak, disamping saat ini pemerintah saat
ini sudah mulai mengeluarkan berbagai bantuan berupa uang kepada masyarakat
kalangan bawah.
Karena kesenjangan ini memilik beberapa dampak negatif
selain banyaknya gelandangan yang menempati diri di pinggir jalan, kriminalitas
pun semakin tinggi karena kesenjangan sosial. Untuk itu pemerintah harus segera
memperhatikan kesenjangan sosial masyarakat Indonesia ini dan mengambil
tindakan.
Point 2
Menurut saya, kesenjangan
sosial di Indonesia ini adalah hal yang cukup sulit untuk di tangani
pemerintah. Karena, seperti yang di katakan pendapat sebelumnya, Kesenjangan
sosial penyebabnya bukan dari satu faktor.
Kurangnya pendidikan yang di dapat serta lapangan
pekerjaan yang membutuhkan lulusan pendidikan tinggi, menyulitkan masyarakat
untuk mendapat pekerjaan. Seharusnya, pemerintah lebih memperhatikan
orang-orang yang memiliki pendidikan rendah yang sulit mendapat pekerjaan agar
memiliki penghasilan yang layak.
Misalnya dengan memberikan lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan pendidikannya dan memberikan pelaatihan lalu orang-orang yang
ikut pelatihan tersebut dapat langsung bekerja. Sebenarnya hal itu kembali ke
diri masing-masing orang tersebut. Jika mereka memiliki keinginan dan kemauan
yang kuat, mereka akan berfikir lagi jika mau menjadi pengemis, pengamen dan
gelandangan.
Jadi, disamping usaha pemerintah yang terus melawan
kesenjangan sosial, warganya pun harus ada kemauan untuk merubah hidup mereka
menjadi lebih baik. Jadi, jika kedua faktor tersebut dapat
berjalan dengan baik dan serasi. Maka di indonesia tidak akan ada kesenjangan
sosial lagi.
2.2
Rencana Pemerintah tahun 201
Namun yang mengejutkan, jumlah orang miskin di era kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kala justru semakin
banyak. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2015 mencapai 28,59 juta
jiwa atau sebesar 11,22 persen. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin
pada September 2014, maka selama enam bulan tersebut terjadi kenaikan jumlah
penduduk miskin sebesar 860.000 orang.
Bekas staf khusus
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang ekonomi, Firmanza yakin jika
angka di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meningkat. Pasalnya, menurut
data BPS pada Maret 2015, jumlah kemiskinan di Indonesia meningkat dari 10,96%
menjadi 11,22%. “Law grinds the poor, and rich men rule the law.” - Oliver Goldsmith
’’Ini menjelaskan
bagaimana dinamika kemiskinan ini tidak akan ada akhirnya, karna hukum masih
diberlakukan untuk hanya melindungi suatu kelompok atau golongan tertentu”
“When the rich wage war,
it’s the poor who die.”
- Jean Paul Sartre
“Ini adalah masalah
klasik dimana para penguasa sibuk memperebutkan kekuasaan dan memendam hartanya
sedangkan sang miskin jatuh terinjak karna hak mereka yang diambil secara
paksa.”
KESIMPULAN
Kesenjangan sosial sangat erat hubungannya dengan
aspek ekonomi. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya
kesenjangan sosial. Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan
sosial.Banyak orang menganngap bahwa kemiskinan merupakan suratan takdir yang
disebabkan oleh sifat malas, tidak kreatif dan etos kerja rendah.
Pada dasarnya inti kemiskinan itu terletak pada
kondisi yang disebut perangkap kemiskinan,yang terdiri dari : kemiskinan itu
sendiri, kelemahan fisik, keterasingan / kadar isolasi, kerentaaan, ketidakberdayaan.
Sedangkan beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain
seperti : fatalisme, rendahnya tingkat aspirasi, rendahanya kemauan mengejar
sasaran,kurang melihat kemajuan pribadi, perasaan ketidakberdayaan /
ketidakmampuan, perasaan untuk selalau gagal, perasaaan menilai diri sendiri
negatif, pilihan sebagai posisi pekerja kasar, tingkat kompronis yang
menyedihkan.
Selain kemiskinan penyebab kesenjangan sosial yang
terjadi dari aspek ekonomi adalah kurangnya lapangan pekerjaaan. Lapangan
pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat,
sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya
lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di
Indonesia dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh. Salah
satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga
kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan
negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih.
Adapun faktor - faktor penyebab
pengangguran itu sendiri antara lain seperti :
a. Kurangnya sumber daya
manusia pencipta lapangan kerja
b. Kelebihan
penduduk/pencari kerja
c. Kurangnya jalinan
komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha
d. Kurangnya pendidikan
untuk pewirausaha.
SARAN
Dengan banyaknya
permasalahan yang terjadi akibat dari kesenjangan sosial maka peran pemerintah
sangat diharapkan untuk dapat memberantas kesenjangan sosial ini. Pemerintah
harus lebih bisa menegakkan hukum yang berlaku diatas segala-galanya. Pandangan
tentang kinerja pemerintah harus terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar
memperhatikan kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Partisipasi masyarakat diperlukan supaya keadilan dan
kesejahteraan bisa terwujud. Hal itu merupakan tanggung jawab kita bersama yang
harus dimulai dari diri kita sendiri untuk bisa peduli dengan sesama.
DAFTAR PUSTAKA
Cheat BandarQ
BalasHapusMaksudnya apa ya?
Hapus