SEKS BEBAS
A. PENGERTIAN SEKS BEBAS
Pengertian seks bebas
menurut para ahli:
1. Pengertian seks bebas
menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual,
dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem
regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam
masyarakat.
2. Pengertian seks bebas
menurut Desmita (2005) adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan
dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan
intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut
dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman
tentang seksual.
3. Pengertian seks bebas
menurut Nevid dkk (1995) bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks
antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan
secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan
fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu
kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan
atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks.
4. Penegertian seks
bebas menurut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks bebas merupakan sebagai
hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.
5. Pengertian seks bebas
menurut Sarwono (2003) adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku
yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai
menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau
melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan
bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling
menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama
(petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar
hubungan pernikahan.
Berdasarkan
penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis
maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari
necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah
laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
B. PENYEBAB PERILAKU SEKS
BEBAS
Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa karena pengaruh
lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor
psikologis hingga faktor ekonomi. Adapun beberapa penelitian mengungkapkan faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas menurut Hyde (1990) yaitu:
1. Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.
2. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
Semakin muda usia
pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk lebih permisif daripada
mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang pertama.
3. Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia
menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks pada remaja.
Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada
meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan
jenis.
4. Agama
Kereligiusan dan
rendahnya sikap serba boleh dalam perilaku seks berjalan sejajar seiringan.
Clayton & Bokemier meneliti bahwa sikap permisif terhadap hubungan seks
bebas dapat dilihat dari aktivitas keagamaan dan religiusitas (Rice, 1990).
5.
Pacar
Remaja yang memiliki
pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada remaja yang belum
memiliki pacar.
6. Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki
kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan
untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif
secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan
daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
7. Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi)
Individu yang menjalin
hubungan afeksi/pacaran dari umur yang lebih dini, cenderung lebih permisif
terhadap perilaku seks bebas begitu juga halnya dengan individu yang telah
lebih banyak berpacaran dari individu yang berusia sebaya dengannya.
8. Orang tua
Orang tua sendiri,
baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukkan
pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung
membuat jarak pada anak mengenai masalah seks.
9. Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung
untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya secara umum,
remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki
kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai bahwa
teman sebayanya aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya
sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman
sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda,
namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara
seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa hubungan seks bebas
adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku
seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara
teman ataupun dengan pasangan seksualnya.
10. Kebebasan
Kebebasan
sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif dalam seks
yang tinggi.
11. Daya tarik seksual
Mereka yang merasa
paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling
tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas.
12. Standar orang tua vs standar teman
Remaja yang
orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang utama lebih
kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang
menjadikan teman sebaya sebagai acuan utama.
13. Saudara kandung
Remaja, secara khusus
remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan
jenis kelamin yang sama.
14. Gender
Remaja puteri
cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja pria. Remaja
puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum
terjadinya seks bebas.
15. Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus
yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk
mencari hubungan seks bebas sebagai alat untuk menemukan afeksi dan persetujuan
sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah.
16. Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang
berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya
dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli
atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat
ini dunia remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah
merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal
tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang mendapatkan
pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu besar.
17. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak
dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria
dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan
wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
18. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan
pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan
rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang
semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak
terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba,
akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku seks bebas adalah dari dalam
keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers (teman sebaya)
C. DAMPAK SEKS BEBAS
1.
Untuk perempuan dibawah usia 17 tahun yang
pernah melakukan hubungan seks
bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks.
2.
Beresiko tertular penyakit kelamin dan
HIV-AIDS yang bisa menyebabkan kemandulan bahkan kematian.
3.
Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak
Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.
4.
Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan
ketika melakukan free sex adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah,
sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, binggung, stress, benci
pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia
(sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi,
depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan hukuman Tuhan,
mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan.
D.
CARA
MENCEGAH SEKS BEBAS
1. Pahami dampak negatif seks bebas
Satu hal yang bisa membuat anda atau anak
anda menjauhi seks bebas adalah dengan memahami dampak negatifnya.
Pahamilah bahwa seks bebas bisa membawa konsekuensi yang sangat fatal
bagi masa depan anda, bahkan berujung kematian. Seks bebas bisa meningkatkan
resiko terjangkit AIDS, salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada
obatnya.
Selain itu secara psikologis seks bebas juga
membawa dampak yang buruk. Kita akan seolah-olah dihantui oleh perasaan
berdosa dan bersalah. Hal ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan
turunnya rasa percaya diri, stress, bahkan depresi.
2. Memberi batasan jam malam
Menurut penelitian sosiolog Universitas
Cambridge, aktivitas seks bebas 80 persen terjadi setelah jam 9 malam.
Memang, jika menilik kehidupan malam yang erat kaitannya dengan diskotik,
klub,pub, bahkan prostitusi; seks bebas sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu
tersebut. Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara
psikologis kita menjadi lebih berani untuk mencoba hal-hal baru.
memahami fenomena ini, cobalah untuk
membatasi jam-jam malam anda. Jangan terlalu sering keluar malam, karena
hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya seks bebas. Kehidupan malam
juga erat kaitannya dengan kriminalitas, drugs, dan penyakit.; oleh karena itu
tidak ada ruginya dihindari.
3. Memilih lingkungan yang positif
Lingkungan sangat berperan dalam membentuk
karakter serta perilaku keseharian kita. Jika kita ingin menjauhkan diri
sendiri atau anak-anak kita dari seks bebas, masuklah ke dalam lingkungan yang
kondusif. Pilihlah tempat belajar seperti kampus atau sekolah yang
memiliki disiplin tinggi, berprestasi, dan membina murid-muridnya untuk tidak
hanya sekedar menjadi pandai, namun juga menjadi manusia yang baik.
Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan
penting dalam menentukan kebiasaan kita. Jika masuk ke dalam lingkungan
yang negatif, diperlukan usaha yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari
hal-hal negatif seperti seks bebas. Oleh karena itu, pastikan untuk
sebisa mungkin masuk ke lingkungan yang bagus.
4. Memantau pergaulan
Setelah faktor lingkungan, faktor selanjutnya
yang harus dipantau untuk mencegah seks bebas adalah pergaulan.
Perhatikan dengan siapa anak-anak anda bergaul. Perhatikan sikap
teman-temannya, dan seberapa besar sikapnya ikut berubah setelah bergaul dengan
mereka. Jika anda menyadari perilaku negatif mulai muncul pada anak-anak
anda, jangan ragu untuk langsung memberinya nasihat.
Pergaulan sangat berperan dalam mencegah seks
bebas. Jika anda masuk ke dalam kalangan yang rajin belajar, taat, dan
agamis, kemungkinan untuk terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam jauh
lebih besar. Oleh karena itu, jagalah baik-baik lingkungan pergaulan
anda.
5. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan
anak
Salah satu faktor penting yang sering
dilupakan untuk mengurangi risiko seks bebas adalah dengan cara menjaga
hubungan baik orangtua dan anak. Berdasarkan penelitian, anak yang kurang
diperhatikan dan memiliki hubungan yang renggang dengan orangtuanya cenderung
terjerumus ke perilaku free sex. Begitu juga anak yang berasal
dari keluarga yang tidak harmonis.
Jika hubungan orangtua-anak terjaga dengan
baik, akan lebih mudah bagi anda untuk memantau dan mencegah sang anak masuk ke
pergaulan yang negatif. Jika anda perlu melakukan campur tangan dan
menasihati sang anak, ia pun akan lebih mudah menerima dan menuruti nasihat
anda.
6. Pikirkan masa depan
Pola pikir yang harus anda tanamkan untuk
mencegah diri sendiri atau anak untuk melakukan seks bebas adalah dengan
memikirkan masa depan. Kembali pada poin nomor 10, anda harus lebih
dahulu menyadari dampak negatif dari seks bebas. Jangan sampai anda
tergiur dengan kenikmatan sesaat, namun pada akhirnya mengalami kesengsaraan
dalam waktu yang lama.
Bagi para remaja, poin ini harus ditanamkan
dengan baik. Bayangkan nasib mereka jika ternyata sudah harus menjadi
orang tua, padahal masih bersekolah dan belum mampu secara ekonomi.
Ingatkan bahwa keluarga mereka menaruh harapan pada para remaja tersebut
untuk menjadi orang yang sukses.
7. Menikah
Ditinjau dari segi sosial dan biologis,
menikah adalah solusi yang sangat tepat untuk menghindari seks bebas, tentu
apabila anda sudah memiliki tabungan yang cukup serta mampu membiayai hidup
anda dan pasangan. Dengan menikah, anda bebas melakukan hubungan seks
dengan suami/ istri anda tanpa khawatir mendapat cap negatif dari masyarakat.
Jika anda melihat diri anda atau anak-anak
anda sudah mapan secara finansial dan kebutuhan untuk berhubungan badan tidak
dapat lagi ditahan, jangan tunda-tunda untuk menikah. Percayalah, dengan
menikah anda akan menjadi lebih bertanggung jawab, dan kehidupan anda akan
terasa lebih indah dilalui bersama orang yang anda cintai.
8. Mendekatkan diri kepada Tuhan
Jika penjelasan secara rasional masih dirasa
kurang efektif untuk menjauhkan diri dari seks bebas, cobalah untuk memahaminya
dari sudut pandang agama. Tidak ada agama apapun di dunia ini yang
membolehkan perilaku hubungan badan selain dengan suami istri. Jika anda
orang yang religius, cobalah untuk memahami berbagai ajaran agama untuk
mencegah berbagai perilaku negatif.
Agar lebih yakin, anda bisa mendengarkan
ceramah-ceramah agama atau meminta nasihat dari tokoh agama setempat.
Perbanyaklah juga beribadah, karena aktivitas ini bisa mendekatkan diri
anda pada Tuhan dan membuat anda lebih takut berbuat dosa.
9. Beraktivitas Positif
Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu
banyak waktu yang dilewatkan dalam lingkungan yang tidak sehat. Oleh
karena itu, untuk mencegahnya anda perlu mengisi hari-hari anda atau anak anda
dengan hal-hal yang positif. Jangan biarkan ada terlalu banyak waktu
kosong. Cobalah untuk mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengikuti
kursus, belajar, memulai usaha baru, berbisnis,
atau menciptakan berbagai karya.
Hal-hal positif tersebut juga membuat anda
sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk sekedar keluyuran atau
nongkrong-nongkrong tidak jelas. Selain terhindar dari hal-hal buruk,
aktivitas positif juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian
seseorang ke arah yang lebih baik.
10. Memberi pendidikan seks yang benar
Pendidikan seks adalah langkah yang tidak
boleh dilupakan dan merupakan salah satu cara mencegah seks bebas paling
penting. Ada banyak kasus di mana pergaulan bebas terjadi karena
ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai risiko seks bebas, seperti kehamilan
dan penyakit menular. Oleh karena itu, pastikan untuk memberi pendidikan
seks pada anak-anak anda begitu mereka memasuki usia remaja.
Memang di Indonesia, pembicaraan tentang seks
antara orang tua dan anak masih sering dianggap tabu. Namun seiring
dengan berkembangnya zaman di mana informasi begitu melimpah dan mudah diakses,
anda lebih baik memastikan bahwa anak-anak anda mendapatkan informasi yang
tepat langsung dari anda; terutama untuk hal-hal yang bersifat krusial seperti
seks bebas. Semoga tips-tips dari kami bermanfaat positif bagi anda.
Komentar
Posting Komentar